Sahabat
Edukasi yang berbahagia…
Berikut
beberapa informasi yang admin share dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
RI terkait upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan serta untuk
menyukseskan program wajib belajar 12 tahun.
Mendikbud Anies:
Daya Tampung SMA Harus Kita Tingkatkan
Mendikbud Anies Baswedan kembali melakukan Rapat Kerja (Raker) lanjutan
dengan Komisi X DPR RI. Dalam rapat yang dipimpin oleh Sohibul Iman tersebut
Mendikbud banyak menanggapi pertanyaan anggota DPR terkait program Wajib
Belajar (Wajar) 12 tahun. Menurut Mendikbud, program Wajib Belajar 12 tahun
harus dibarengi dengan penguatan kualitas dan daya tampung SMA/Sederajat.
“Daya
tampung SMA/Sederajat saat ini 50 ribu rombongan belajar. Itu hanya bisa
menampung 1,8 - 2 juta per tahun. Padahal angka kelahiran anak per tahun 6
juta. Kalau dibiarkan maka terjadi pengerucutan (lulusan) dari SD sampai SMA,”
jelasnya dalam raker tersebut. Menurutnya langkah konkret yang harus dilakukan
adalah meningkatkan anggaran untuk bisa meningkatkan percepatan daya tampung.
Mendikbud
mengatakan bahwa angka ideal yang harus dikejar adalah 140 ribu rombongan
belajar. “Jadi SMA/Sederajat harus meningkat tiga kali lipat. Tapi bukan hanya
pembangunan fisik yang kita kejar, peningkatan kualitas juga mutlak akan kita
lakukan,” tambahnya.
Menurut
Mendikbud, percepatan pembangunan SMA/Sederajat, juga perlu didorong oleh
Komisi X. “Ruang kelas kita saja tidak cukup, akibatnya 2,5 juta anak SD tidak
lulus SMA. Mari kita tengok angkatan kerja kita, dari 120 angkatan kerja kita,
78 juta berpendidikan SD,” urainya.
Ia
menambahkan jika hal ini tidak segera diperbaiki dengan melakukan percepatan
maka persaingan Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan sangat
rendah. “Kita perlu belanja modal sekarang untuk percepatan SMA/Sederajat.
Penekanannya pada SMK yang sesuai dengan potensi daerahnya masing-masing,”
papar Mendikbud.
Selain
membahas permasalahan SMA, dalam Raker ini DPR juga meminta Mendikbud untuk
memberi perhatian lebih pada program Guru Garis Depan (GGD) yang belum lama ini
diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. “Porsi terbesar GGD adalah dari Sarjana
Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T). Hal ini karena
mereka sudah berpengalaman hidup berdampingan dengan masyarakat,” tutup
Mendikbud.
Mendikbud Anies
Dorong Pembangunan SMK Sesuai dengan Potensi Daerah
Upaya
Mendikbud Anies Baswedan untuk mendorong peningkatan kapasitas dan kualitas SMK
kembali ia tegaskan dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi X DPR. Anies
menilai bahwa penguatan SMK akan mampu mendorong persaingan Indonesia dalam
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Ia juga menekankan masalah yang perlu segera
dibenahi bersama dengan Komisi X DPR adalah percepatan pembangunan fisik dan
kualitas SMK.
Mendikbud
Anies mengatakan pembangunan SMK harus berpedoman pada nilai kebhinekaan.
“Kebhinekaan di sini bukan dalam arti identitas tapi menghargai perbedaan
tantangan di setiap daerah,” ujarnya. Oleh karena itu menurutnya pembangunan
SMK harus melihat potensi daerah masing-masing.
“Kita
mendorong pembangunan SMK yang sesuai dengan potensi di daerahnya. Yang kerap
terjadi sudah ada SMK namun bidang tersebut tidak ada di daerah tersebut. Kita
ingin meningkatkan potensi daerah, bukan sedang mengosongkan tenaga terampil
dari daerah itu,” paparnya.
Mendikbud
juga mengatakan bahwa jangan semata-mata menyalahkan lulusan SMK jika
penyerapan tenaga kerja sedikit. Menurutnya masalah tenaga kerja harus dilihat
dalam konteks yang luas.
“Ketika
kita bicara pengangguran sebenarnya kita bicara supply and demand, ketika
demand-nya tetap akan terjadi terjadi penurunan. Maka kita harus lihat dua
faktor itu, jangan hanya supply dari SMK saja. Kalau kita menyaksikan ekspansi
perekonomian ke depan dengan percepatan infrastruktur maka potensi pertumbuhan
ekonomi akan membesar,” tambahnya.
Tak
hanya fokus pada pembangunan SMK, Mendikbud juga menegaskan komitmennya dalam
pembangunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Menurutnya masa anak-anak di
bawah 6 tahun adalah investasi paling penting perkembangan anak, sehingga perlu
didukung oleh PAUD yang juga berkualitas.
“Saat
ini sudah ada 73 ribu lembaga PAUD yang mendapat Biaya Operasional PAUD (BOP),
namun kita tidak sekadar mendorong pembangunan fisik semata. Kita juga
melakukan kegiatan diklat berjenjang bagi pendidik dan tenaga kependidikan
serta terus melakukan sinergi dengan pemerintah daerah,” urai Mendikbud.
Pemerintah
Berencana Tingkatkan Daya Tampung Sekolah
Pemerintah
berencana meningkatkan daya tampung sekolah secara bertahap selama lima tahun
ke depan. Upaya ini dilakukan untuk mencapai target 140 ribu rombongan belajar
per angkatan.
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, rencana
pemerintah ini dilakukan dalam rangka program Wajib Belajar 12 tahun.
Peningkatan daya tampung ini, kata dia, akan dilakukan di seluruh wilayah
Indonesia. “Ekspansi ini akan terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia
karena problem kekurangan kapasitas tidak hanya di daerah tertentu saja,”
katanya pada Rapat Kerja (Raker) Komisi X DPR RI dengan Mendikbud RI di Ruang
Sidang Komisi X Gedung Nusantara 1 DPR RI, Jakarta, Rabu (17/6/2015).
Hadir
pada raker Plt. Sekretaris Jenderal Kemendikbud Hamid Muhammad dan sejumlah
pejabat eselon Kemendikbud. Rapat dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi X dari Fraksi
Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman.
Mendikbud
menyebutkan, daya tampung SMA sederajat saat ini per angkatan sebanyak 50 ribu
rombongan belajar. Artinya, kata dia, dari jumlah tersebut hanya bisa menampung
1,8 juta hingga 2 juta anak per angkatan. “Padahal kelahiran anak per tahun
hampir 6 juta. SMA harus mengalami lonjakan sekitar tiga kali lipat. Begitu
juga dengan SMP dan sebagian SD,” katanya.
Mendikbud
mengatakan, peningkatan kapasitas sekolah ini tidak hanya sebatas sarana
prasarana atau fasilitas fisik semata, tetapi juga peningkatan mutu. Dia
menyebutkan, kebutuhan tambahan anggaran yang diperlukan mulai tahun depan
mencapai Rp11,7 triliun. “Angka nominalnya signifikan, tetapi angka
persentasenya dibandingkan dengan alokasi pendidikan tidak terlalu besar,”
katanya.
Peningkatan
daya tampung ini, lanjut Menteri Anies, ditekankan pada SMK dan disesuaikan
dengan potensi yang ada di wilayah tersebut. SMK, kata dia, akan menjadi alat
untuk meningkatkan kesejahteraan dan bukan menjadi alat mengosongkan penduduk
terampil dari daerahnya.
Wakil
Ketua Komisi X dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman mengatakan,
rencana pemerintah tersebut agar langsung diterjemahkan ke dalam politik
anggaran. DPR, kata dia, akan melakukan proses sebagaimana yang diamanatkan
oleh konstitusi. “Kemendikbud RI perlu menyiapkan skenario kebutuhan anggaran
secara matang yang tercermin dalam anggaran pada program terkait,” katanya.
(***)
Sumber artikel : http://kemdikbud.go.id
Sumber artikel : http://kemdikbud.go.id
0 Komentar di "Pemerintah Terus Upayakan Peningkatan Daya Tampung Sekolah Untuk Kualitas Pendidikan dan Sukseskan Program Wajib Belajar 12 Tahun"
Posting Komentar