Sahabat
Edukasi yang berbahagia...
Berdasarkan
Permendikbud RI Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti bahwasannya
Pembudayaan Budi Pekerti yang selanjutnya disingkat PBP adalah kegiatan
pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah yang dimulai berjenjang dari
mulai sekolah dasar; untuk jenjang SMP, SMA/SMK, dan sekolah pada jalur
pendidikan khusus dimulai sejak dari masa orientasi peserta didik baru sampai
dengan kelulusan.
Dasar
pelaksanaan PBP didasarkan pada pertimbangan bahwa masih terabaikannya
implementasi nilai-nilai dasar kemanusiaan yang berakar dari Pancasila yang
masih terbatas pada pemahaman nilai dalam tataran konseptual, belum sampai
mewujud menjadi nilai aktual dengan card yang menyenangkan di lingkungan
sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Pelaksanaan
PBP didasarkan pada nilai-nilai dasar kebangsaan dan kemanusiaan yang meliputi pembiasaan
untuk menumbuhkan:
a.
internalisasi
sikap moral dan spiritual, yaitu mampu menghayati hubungan spiritual dengan Sang
Pencipta yang diwujudkan dengan sikap moral untuk menghormati sesama mahluk
hidup dan alam sekitar;
b.
keteguhan
menjaga semangat kebangsaan dan kebhinnekaan untuk merekatkan persatuan bangsa,
yaitu mampu terbuka terhadap perbedaan bahasa, suku bangsa, agama, dan golongan,
dipersatukan oleh keterhubungan untuk mewujudkan tindakan bersama sebagai satu
bangsa, satu tanah air dan berbahasa bersama bahasa Indonesia;
c.
interaksi
sosial positif antara peserta didik dengan figur orang dewasa di lingkungan
sekolah dan rumah, yaitu mampu dan mau menghormati guru, kepala sekolah, tenaga
kependidikan, warga masyarakat di lingkungan sekolah, dan orangtua;
d.
interaksi
sosial positif antar peserta didik, yaitu kepedulian terhadap kondisi fisik dan
psikologis antar teman sebaya, adik kelas, dan kakak kelas;
e.
memelihara
lingkungan sekolah, yaitu melakukan gotong-royong untuk menjaga keamanan, ketertiban,
kenyamanan, dan kebersihan lingkungan sekolah;
f.
penghargaan
terhadap keunikan potensi peserta didik untuk dikembangkan, yaitu mendorong peserta
didik gemar membaca dan mengembangkan minat yang sesuai dengan potensi bakatnya
untuk memperluas cakrawala kehidupan di dalam mengembangkan dirinya sendiri;
g.
penguatan
peran orangtua dan unsur masyarakat yang terkait, yaitu melibatkan peran aktif orangtua
dan unsur masyarakat untuk ikut bertanggung jawab mengawal kegiatan pembiasaan
sikap dan perilaku positif di sekolah.
B. Metode Pelaksanaan Penumbuhan
Budi Pekerti
Metode
pelaksanaan kegiatan PBP untuk semua jenjang pendidikan disesuaikan dengan
tahapan usia perkembangan peserta didik yang berjenjang dari mulai sekolah
dasar; untuk jenjang SMP, SMA/SMK, dan sekolah pada jalur pendidikan khusus
dimulai sejak dari masa orientasi peserta didik baru sampai dengan kelulusan.
1)
Sekolah Dasar
Metode
pelaksanaan kegiatan PBP untuk jenjang pendidikan sekolah dasar masih merupakan
masa transisi dari masa bermain di pendidikan anak usia dini (taman kanak-kanak
akhir) memasuki situasi sekolah formal. Metode pelaksanaan dilakukan dengan
mengamati dan meniru perilaku positif guru dan kepala sekolah sebagai contoh
langsung di dalam membiasakan keteraturan dan pengulangan.
Guru
berperan juga sebagai pendamping untuk mendorong peserta didik belajar mandiri
sekaligus memimpin teman dalam aktivitas kelompok, yaitu: bermain, bernyanyi,
menari, mendongeng, melakukan simulasi, bermain peran di dalam kelompok.
2)
Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas/Kejuruan/Khusus
Metode
pelaksanaan kegiatan PBP untuk jenjang SMP, SMA/SMK, dan sekolah pada jalur pendidikan
khusus dilakukan dengan kemandirian peserta didik membiasakan keteraturan dan pengulangan,
yang dimulai sejak dari masa orientasi peserta didik baru, proses kegiatan ekstrakurikuler,
intra kurikuler, sampai dengan lulus.
C. Jenis Kegiatan
Jenis
kegiatan PBP untuk semua jenjang pendidikan didasarkan pada tujuh nilai-nilai
dasar kemanusiaan yang tercantum pada poin A, yaitu jenis kegiatan yang
mengandung nilai-nilai internalisasi sikap moral dan spiritual; keteguhan
menjaga semangat kebangsaan dan kebhinnekaan untuk merekatkan persatuan bangsa;
memelihara lingkungan sekolah, yaitu melakukan gotong-royong untuk menjaga
keamanan, ketertiban, kenyamanan, dan kebersihan lingkungan sekolah; interaksi
sosial positif antar peserta didik; interaksi social positif antara peserta didik
dengan figur orang dewasa; penghargaan terhadap keunikan potensi peserta didik
untuk dikembangkan; Penguatan peran orangtua dan unsur masyarakat yang terkait.
D. Cara Pelaksanaan
Seluruh
pelaksanaan kegiatan PBP bersifat konstekstual, yaitu disesuaikan dengan
nilai-nilai muatan lokal daerah pada peserta didik sebagai upaya untuk
memperkuat nilai-nilai kemanusiaan.
Seluruh
pelaksanaan kegiatan PBP yang melibatkan peserta didik dipimpin oleh seorang
peserta didik secara bergantian sebagai bagian dari penumbuhan karakter
kepemimpinan.
E. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan
Waktu
pelaksanaan kegiatan PBP dapat dilakukan berdasarkan aktivitas harian,
mingguan,
bulanan,
tengah tahunan, dan akhir tahun; dan penentuan waktunya dapat disesuaikan
dengan
kebutuhan
konteks lokal di daerah masing-masing.
F. Kegiatan Gerakan
Penumbuhan Budi Pekerti di Sekolah melalui pembiasaan-pembiasaan:
I.
Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Moral dan Spiritual
Mewujudkan
nilai-nilai moral dalam perilaku sehari-hari. Nilai moral diajarkan pada siswa,
lalu guru dan siswa mempraktekkannya secara rutin hingga menjadi kebiasaan dan
akhirnya bisa membudaya.
Kegiatan
wajib:
Guru
dan peserta didik berdoa bersama sesuai dengan keyakinan masing-masing, sebelum
dan sesudah hari pembelajaran, dipimpin oleh seorang peserta didik secara
bergantian di bawah bimbingan guru.
Contoh-contoh
pembiasaan baik yang dapat dilakukan oleh sekolah:
1.
Contoh-contoh pembiasaan umum:
•
Membiasakan
untuk menunaikan ibadah bersama sesuai agama dan kepercayaannya baik dilakukan
di sekolah maupun bersama masyarakat;
2.
Contoh-contoh pembiasaan periodik:
•
Membiasakan
perayaan Hari Besar Keagamaan dengan kegiatan yang sederhana dan
•
hikmat.
II.
Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Kebangsaan dan Kebhinnekaan
Menumbuhkan
rasa cinta tanah air dan menerima keberagaman sebagai anugerah untuk bangsa
Indonesia. Anugerah yang harus dirasakan dan disyukuri sehingga manfaatnya bisa
terasa dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan
wajib:
1.
Melaksanakan
upacara bendera setiap hari Senin dengan mengenakan seragam atau pakaian yang
sesuai dengan ketetapan sekolah.
2.
Melaksanakan
upacara bendera pada pembukaan MOPDB untuk jenjang SMP, SMA/SMK, dan sekolah
pada jalur pendidikan khusus yang setara SMP/SMA/SMK dengan peserta didik
bertugas sebagai komandan dan petugas upacara serta kepala sekolah/wakil bertindak
sebagai inspektur upacara;
3.
Sesudah
berdoa setiap memulai hari pembelajaran, guru dan peserta didik menyanyikan lagu
kebangsaan Indonesia Raya dan/atau satu lagu wajib nasional atau satu lagu
terkini yang menggambarkan semangat patriotisme dan cinta tanah air.
4.
Sebelum
berdoa saat mengakhiri hari pembelajaran, guru dan peserta didik menyanyikan satu
lagu daerah (lagu-lagu daerah seluruh Nusantara).
Contoh-contoh
pembiasaan baik yang dapat dilakukan oleh sekolah:
1.
Contoh-contoh
pembiasaan umum:
•
Mengenalkan
beragam keunikan potensi daerah asal siswa melalui berbagai media dan kegiatan.
2.
Contoh-contoh
pembiasaan periodik:
•
Membiasakan
perayaan Hari Besar Nasional dengan mengkaji atau mengenalkan pemikiran dan
semangat yang melandasinya melalui berbagai media dan kegiatan.
III. Mengembangkan
Interaksi Positif Antara Peserta Didik dengan Guru dan Orangtua
Pendidikan
adalah tanggung jawab bersama antara sekolah, peserta didik dan orangtua. Interaksi
positif antara tiga pihak tersebut dibutuhkan untuk membangun persepsi positif,
saling pengertian dan saling dukung demi terwujudnya pendidikan yang efektif.
Kegiatan
wajib:
Sekolah
mengadakan pertemuan dengan orangtua siswa pada setiap tahun ajaran baru untuk mensosialisasikan:
(a) visi; (b) aturan; (c) materi; dan (d) rencana capaian belajar siswa agar orangtua
turut mendukung keempat poin tersebut.
Contoh-contoh
pembiasaan baik yang dapat dilakukan oleh sekolah:
1.
Contoh-contoh pembiasaan umum:
•
Memberi
salam, senyum dan sapaan kepada setiap orang di komunitas sekolah.
•
Guru
dan tenaga kependidikan datang lebih awal untuk menyambut kedatangan peserta
didik sesuai dengan tata nilai yang berlaku.
2.
Contoh-contoh pembiasaan periodik:
•
Membiasakan
peserta didik (dan keluarga) untuk berpamitan dengan orangtua/wali/penghuni
rumah saat pergi dan lapor saat pulang, sesuai kebiasaan/adat yang dibangun
masing-masing keluarga;
•
Secara
bersama peserta didik mengucapkan salam hormat kepada guru sebelum pembelajaran
dimulai, dipimpin oleh seorang peserta didik secara bergantian.
IV. Mengembangkan
Interaksi Positif Antar Peserta Didik
Peserta
didik hadir di sekolah bukan hanya belajar akademik semata, tapi juga belajar bersosialisasi.
Interaksi positif antar peserta didik akan mewujudkan pembelajaran dari rekan (peer
learning) sekaligus membantu siswa untuk belajar bersosialisasi.
Kegiatan
wajib:
Membiasakan
pertemuan di lingkungan sekolah dan/atau rumah untuk belajar kelompok yang diketahui
oleh guru dan/atau orangtua.
Contoh-contoh
pembiasaan baik yang dapat dilakukan oleh sekolah:
1.
Contoh-contoh pembiasaan umum:
•
Gerakan
kepedulian kepada sesama warga sekolah dengan menjenguk warga sekolah yang
sedang mengalami musibah, seperti sakit, kematian, dan lainnya.
2.
Contoh-contoh pembiasaan periodik:
•
Membiasakan
siswa saling membantu bila ada siswa yang sedang mengalami musibah atau kesusahan.
V. Merawat Diri dan
Lingkungan Sekolah
Lingkungan
sekolah akan mempengaruhi warga sekolah baik dari aspek fisik, emosi, maupun kesehatannya.
Karena itu penting bagi warga sekolah untuk menjaga keamanan, kenyamanan,
ketertiban, kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah serta diri.
Kegiatan
wajib:
Melakukan
kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dengan membentuk kelompok lintas kelas
dan berbagi tugas sesuai usia dan kemampuan siswa.
Contoh-contoh
pembiasaan baik yang dapat dilakukan oleh sekolah:
1.
Contoh-contdh pembiasaan umum:
•
Membiasakan
penggunaan sumber daya sekolah (air, listrik, telepon, dsb) secara efisien
melalui berbagai kampanye kreatif dari dan oleh siswa.
•
Menyelenggarakan
kantin yang memenuhi standar kesehatan.
•
Membangun
budaya peserta didik untuk selalu menjaga kebersihan di bangkunya masing-masing
sebagai bentuk tanggung jawab individu maupun kebersihan kelas dan lingkungan
sekolah sebagai bentuk tanggung jawab bersama.
2.
Contoh-contoh pembiasaan periodik:
•
Mengajarkan
simulasi antri melalui baris sebelum masuk kelas, dan pada saat bergantian
memakai fasilitas sekolah.
•
Peserta
didik melaksanakan piket kebersihan secara beregu dan bergantian regu.
•
Menjaga
dan merawat tanaman di lingkungan sekolah, bergilir antar kelas.
•
Melaksanakan
kegiatan bank sampah bekerja sama dengan dinas kebersihan setempat.
VI. Mengembangkan
Potensi Diri Peserta Didik Secara Utuh
Setiap
siswa mempunyai potensi yang beragam. Sekolah hendaknya memfasilitasi secara optimal
agar siswa bias menemukenali dan mengembangkan potensinya.
Kegiatan
wajib:
1.
Menggunakan
15 menit sebelum hari pembelajaran untuk membaca buku selain buku mata
pelajaran (setiap hari).
2.
Seluruh
warga sekolah (guru, tenaga kependidikan, siswa) memanfaatkan waktu sebelum memulai
hari pembelajaran pada hari-hari tertentu untuk kegiatan olah fisik seperti senam
kesegaran jasmani, dilaksanakan secara berkala dan rutin, sekurang-kurangnya satu
kali dalam seminggu.
Contoh-contoh
pembiasaan baik yang dapat dilakukan oleh sekolah:
1.
Contoh-contoh pembiasaan umum:
•
Peserta
didik membiasakan diri untuk memiliki tabungan dalam berbagai bentuk (rekening
bank, celengan, dan lainnya).
•
Membangun
budaya bertanya dan melatih peserta didik mengajukan pertanyaan kritis dan
membiasakan siswa mengangkat tangan sebagai isyarat akan mengajukan pertanyaan;
•
Membiasakan
setiap peserta didik untuk selalu berlatih menjadi pemimpin dengan cara memberikan
kesempatan pada setiap siswa tanpa kecuali, untuk memimpin secara bergilir
dalam kegiatan-kegiatan bersama/berkelompok;
2.
Contoh-contoh pembiasaan periodik:
•
Siswa
melakukan kegiatan positif secara berkala sesuai dengan potensi dirinya.
VII. Pelibatan Orangtua
dan Masyarakat di Sekolah
Pendidikan
adalah tanggung jawab bersama. Karena itu, sekolah hendaknya melibatkan orangtua
dan masyarakat dalam proses belajar. Keterlibatan ini diharapkan akan berbuah dukungan
dalam berbagai bentuk dari orangtua dan masyarakat.
Kegiatan
wajib:
Mengadakan
pameran karya siswa pada setiap akhir tahun ajaran dengan mengundang orangtua
dan masyarakat untuk memberi apresiasi pada siswa.
Contoh-contoh
pembiasaan baik yang dapat dilakukan dan/atau didukung oleh sekolah:
1.
Contoh-contoh pembiasaan umum:
•
Orangtua
membiasakan untuk menyediakan waktu 20 menit setiap malam untuk bercengkerama
dengan anak mengenai kegiatan di sekolah
2.
Contoh-contoh pembiasaan periodik:
•
Masyarakat
bekerja sama dengan sekolah untuk mengakomodasi kegiatan kerelawanan oleh
peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang ada di lingkungan sekitar
sekolah.
•
Masyarakat
dari berbagai profesi terlibat berbagi ilmu dan pengalaman kepada siswa di
dalam sekolah.
Download
selengkapnya Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
(PBH), silahkan klik pada links berikut. Semoga bermanfaat dan terimakasih...
Salam Edukasi...!
0 Komentar di "Juknis Pelaksanaan Penumbuhan Budi Pekerti / PBH Berdasarkan Permendikbud RI Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti"
Posting Komentar