Sahabat
Edukasi yang berbahagia… Pada hari Jum’at, 10 Juli 2020 sekitar pukul 14.00 WIB
saya mengalami kecelakaan tunggal yang menyebabkan luka-luka yang lumayan
terasa sakit yakni pada bagian lutut kaki kiri, betis kaki kanan dan luka-luka
kecil lainnya sebanyak 15-an titik luka. Selain itu, di bagian dada kiri terasa
sesak dan terasa sakit saat batuk ataupun berjalan dengan berdiri tegak, dilemanya
hal ini terjadi saat pekerjaan super padat.
Catatan,
saat kejadian tersebut, kecepatan motor saya pun hanya sekitar 30 km/jam,
tiba-tiba dari arah berlawanan ada 2 anak-anak yang dugaan saya masih seusia
SMP/sederajat berputar, spontan tangan dan kaki saya langsung melakukan
pengereman sekuat mungkin dan alhasil saya terlempar tepat di trotoar sebelah kiri
jalan karena saat itu saya berpikir daripada menabrak anak-anak tersebut, saya
lebih baik banting stir motor ke kiri. Seingat saya, motor roboh dan kaki saya
sebelah kiri ada terangkut mungkin pada bagian stir motor dan syukurnya kaki
saya tidak terjepit atau ketindih oleh motor. Namun saya terbanting kuat tepat
mengenai bangunan keras trotoar jalan dengan tangan melindungi bagian dada,
jika tidak mungkin akan lebih parah luka di bagian dalam dada ini.
Setelah
saya terlempar, dua anak yang berboncengan tersebut langsung kabur entah ke
mana, tapi untunglah ada kawan-kawannya di sana yang baik hati sebanyak 4 anak,
lari dan mendekati saya kemudian mereka menolong motor dan menolong saya bangun,
dan sempat terucap dari salah satu mereka untuk membawa saya ke rumah sakit.
Lantas merekapun minta maaf akibat ketidakhati-hatian temannya tadi.
Spontanitas saya jawab tidak apa-apa, saat itu saya teringat saya juga pernah
jadi anak-anak yang seusia mereka, dan mereka belum mengalami seusia saya,
sudahlah proses hidup masing-masing yang harus dijalani, setidaknya memilih
tidak peduli siapa mereka, tapi saya langsung memaafkan mereka karena ini
adalah pilihan yang lebih baik.
Luka dan Celana Bekas Terjatuh |
Hikmah
dari kejadian kecelakaan tunggal untuk menghindari tabrakan ini adalah sebagai
berikut:
1.
Mengalah
lebih baik untuk menghindari resiko yang lebih besar, walaupun sakit pada
diri-sendiri tidak apa-apa, ikhlaskan saja, maafkan orang lain yang sebenarnya
salah dan maklumi saja karena belum banyak makan asam garam kehidupan ini.
Mudah-mudahan dari kejadian ini, mereka akan dapat memetik pelajaran tanggung
jawab dalam hidup ini kelak.
2.
Hati-hati
dan fokus saat mengendarai motor harus selalu dijaga, saat pikiran tidak tenang
lebih baik urungkan niat bepergian, karena sejak siang saya sudah terasa ada
sesuatu yang tidak enak dengan ditandai jantung berdegup kencang tidak seperti
biasanya.
3.
Kecelakaan
sebagai sarana evaluasi diri, bahwasannya kita bukan apa-apa dan bukan
siapa-siapa, mohon ampun pada Tuhan Yang Maha Pengampun, semoga ini bukan hanya
hukuman namun juga merupakan ujian untuk menempa agar kualitas hidup kita lebih
baik.
4.
Bagi
orang tua yang memiliki anak yang belum siap secara fisik dan mental untuk
mengendarai motor, sebaiknya jangan dulu diperkenankan mengendarai motor di
jalan umum ataupun di jalan beraspal yang memiliki potensi bukan hanya
membahayakan diri-sendiri tapi orang lain yang tidak bersalah.
5.
Jangan
terlena untuk melakukan yang tidak baik dalam hidup ini, terus melakukan yang
terbaik dalam hidup ini dalam setiap detiknya, karena hidup bisa berakhir di
mana saja, kapan saja, dan dengan cara apa saja. Semoga usia kita semua ditutup
di saat kita ada pada jalan dan tujuan kebaikan yang diridhoi Tuhan.
Demikian
saja dulu, semoga bermanfaat dan terimakasih. Salam Edukasi..!
0 Komentar di "Hikmah di Balik Musibah, Ketika Hati-hati Tak Berarti"
Posting Komentar