Sahabat Edukasi yang berbahagia… Saya telah mengalami tinggal di rumah kontrakan kurang lebih selama 7 (tujuh) tahun lamanya yakni mulai tahun 2010 s.d. 2017. Saat itu dikarenakan saya juga baru berkeluarga dengan isteri juga statusnya sebagai orang perantau yang jauh dari keluarga tentu tidak ada jalan lain selain harus kontrak rumah walaupun memang pada saat itu saya sudah ada rumah dinas sebagai guru, namun karena isteri saya memiliki usaha jadi tinggallah kami di rumah kontrakan sekaligus sebagai tempat usaha isteri saya.
Dari waktu ke waktu semakin besarlah anak pertama saya dan pada suatu hari Ketika anak saya sudah masuk di PAUD dia sudah mulai pintar bicara dan satu kalimat yang saya ingat sampai sekarang dia mengatakan rumah bapak ini sempit payung saja sulit masuk. Tentu sebagai ayah yang seharusnya bertanggungjawab atas kenyamanan hidup isteri dan anak saya merasa sangat tertekan saat itu, di mana gaji juga pas-pasan dan tentu saja untuk transportasi dan biaya hidup sehari-hari sudah cukup alhamdulillah.
Sejak saat itu saya merasa harus lebih keras dan cerdas lagi dalam bekerja agar dapat menghasilkan uang yang cukup untuk membeli tanah dan membuat rumah, dan saya mencoba mencari sumber pendapatan lain dengan membuat blog kemudian memonetize, mengikuti ajang lomba dan alhamdulillah sedikit demi sedikit menambah tabungan, dan tepatnya pada hari Kartini, 21 April 2017 saya dan keluarga sudah memiliki rumah sendiri yang lokasinya tidak jauh dari tempat kontrakan saya sebelumnya.
Adapun
beberapa langkah yang saya lakukan saat itu adalah sebagai berikut:
1.
Menabung
khusus untuk membeli tanah dan membangun rumah setiap bulan,
2.
Tidak
menggunakan HP yang tergolong mahal, pakaian mahal, kendaraan dan hampir semua
kelengkapan hidup sehari-hari menggunakan yang biasa-biasa saja, ada uang
kembali tabung untuk fokus bangun rumah,
3.
Empat
tahun tidak mudik sama sekali ke kampung halaman saya untuk menghemat
pengeluaran tahunan dan tentu saya ditabung untuk kepentingan pada nomor 1 di
atas, namun silaturahmi dengan orang tua dan saudara di kampung halaman tetap
dijaga dan dipupuk dengan baik melalui komunikasi digital saat ini.
4.
Menggunakan
tabungan khusus untuk rumah hanya untuk keperluan darurat saja, seperti bantu
orang tua dan keluarga yang sedang membutuhkan maupun untuk biaya pengobatan
saat sakit dan biaya persalinan anak.
5. Bangun rumah pun bertahap setelah terbangun pondasi, stop kurang lebih 6 bulan baru dilanjut lagi sampai dengan selesai dan siap huni.
Ini adalah pengalaman saya, silakan kawan-kawan lain yang memiliki pengalaman serupa tapi tak sama meninggalkan komentar di bawah ya…? Semoga kita semua diberikan kesehatan dan rejeki yang halal dan berkah sehingga dapat cepat mandiri dengan memiliki rumah sendiri. Aamiin… Salam Edukasi..!
0 Komentar di "Cara Atur Keuangan Keluarga Agar Cepat Dapat Memiliki Rumah Sendiri"
Posting Komentar